Al Qur’an, dan Fakta Medis

Sungguh banyak
ayat Al Qur’an yang menerangkan tentang pengobatan. Karena bagaimanapun juga,
selain sebagai pegangan hidup, al Qur’an diturunkan sebagai penawar dan rahmat
bagi orang-orang mukmin,

Dan kami
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian. (QS.17:82
)

(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS.13:28)

Beberapa ahli
tafsir menyatakan bahwa nama lain al Qur’an adalah asy syifaa’ yang artinya
secara bahasa adalah obat penyembuh.

Hai
manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS.10:57)

Selain
menerangkan pengobatan, al Qur’an juga menceritakan tentang keindahan alam
semesta yang bisa kita jadikan sebagai sumber untuk membuat obat-obatan, subhanAllaah.

Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS.16:11)

Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
Telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS.16:69)

Sangatlah
jelas apa yang diterangkan al Qur’an, sehingga orang yang merenungi ayat-ayat
diatas pastilah akan merasakan ketenangan jiwa ketika membaca al Qur’an. Selain
itu, pegangan kita sebagai seorang muslim adalah al Hadits, banyak pula hadits
Rasulullaah saw yang menerangan keutamaan membaca, menghafalkan, bahkan
mempelajari al Qur’an.

“Sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan mengajarkannya” (HR.
Bukhari)

“Siapa saja
yang disibukkan oleh al Qur’an dalam rangka berzikir kepadaKu, dan memohon
kepadaKu, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang
telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaannya Kalam
Allah daripada seluruh kalam selainNya, seperti keutamaan Allah atas
makhlukNya” (HR. at Tirmidzi)

“Tidaklah
suatu kaum berkumpul disalah satu ‘rumah’ (masjid) Allah, mereka membaca al
Qur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada
mereka ketenteraman, mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka
dan Allah menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada disisiNya” (HR. Muslim)

“Hendaklah
kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan al Qur’an” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu
Mas’ud)

Sungguh, masih
banyak lagi dalil yang menerangkan bahwa berbagai penyakit bisa disembuhkan
dengan membaca atau dibacakan ayat-ayat al Qur’an.

Syaikh Ibrahim
bin Ismail dalam karyanya Ta’lim al Muta’alim (sebuah kitab yang mengupas tata
krama mencari ilmu) menyatakan, “Terdapat beberapa hal yang menyebabkan
seseorang kuat ingatan dan hafalannya. Diantaranya, menyedikitkan makan,
membiasakan melaksanakan ibadah shalat malam, dan membaca al Qur’an sambil
melihat kepada mushaf.”
Selanjutnya, ia berkata, “Tak ada lagi bacaan
yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada
seseorang kecuali membaca al Qur’an.”

Malik Badri
melaporkan hasil penelitian Al Qadi di Florida, Amerika
Serikat. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa hanya dengan mendengarkan
bacaan al Qur’an, seorang muslim, baik mereka yang berbahas Arab mauppun yang
bukan, mampu merasakan perubahan fisiologis yang besar, seperti penurunan
depresi, kesedihan, bahkan dapat memperoleh ketenangan dan menolak berbagai
macam penyakit. Penemuan Al Qadi ini diperoleh dengan bantuan peralatan
elektronik mutakhir untuk mendeteksi detak jantung, ketahanan otot, dan
ketahanan kuit terhadap aliran listrik. Penemuan ini menunjukkan bahwa bacaan
al Qur’an berpengaruh besar (hingga 97%) dalam memberikan ketenangan dan
penyembuhan penyakit.

Kesimpulan
hasil uji coba tersebut diperkuat oleh penelitian Muhammad Salim yang
dipublikasikan oleh UniversitasBoston

. Objek penelitiannya
terhadap

lima

orang sukarelawan yang terdiri dari tiga pria dan dua wanita. Kelima orang
tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi
tahu bahwa yang akan diperdengarkan adalah al Qur’an.

Penelitian
yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan al
Qur’an secara tartil, dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari al Qur’an.
Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan
bacaan al Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan
bahasa Arab yang bukan dari al Qur’an.

Al Qur’an juga
memberikan pengaruh yang besar jika diperdengarkan kepada bayi, daripada
memperdengarkan dengan musik klasik. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati
dariMalaysia

dalam “Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam” di

Malaysia

pada tahun 1997. Menurut peneltiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya
diperdengarkan ayat-ayat al Qur’an dari tape recorder menunjukkan respon
tersenyum dan menjadi lebih tenang, subhanAllah.

Kenapa bisa
demikian? Ternyata ada keterkaitan yang sangat erat antara meditasi dengan al
Qur’an,seperti dalam sebuah makalah Ustadz Yusri “Meditasi dengan al
Qur’an”.

Selama ini,
praktik meditasi dalam ritual keagamaan seolah-olah hanya ada pada ajaran agama
Budha. Padahal, meditasi juga pernah dilakukan Rasulullaah saw dengan
kepribadian Islam tersendiri, baik ketika beliau sebelum maupun sesudah
diangkat menjadi nabi dan rasul, yang pada saat itu disebut dengan berkhalwat
dan tahannuts.
Beliau melakukan meditasi di Gua Hira, ketika menghadapi masalah
yang menimpa diri dan umatnya.

Fakta bahwa
meditasi bisa mengurangi kecemasan, juga telah diselidiki oleh para sarjana
Barat, seperti pada penyelidikan Zen Meditation, dan kemudian pada
penyelidikan Trancendental Meditation. Tetapi, kajian di Barat juga
telah membuktikan 33% hingga 50% mereka yang melakukan meditasi tanpa teknik
yang betul akan mengalami peningkatan dalam tekanan darah, stres, kemurungan
serta mudah marah. Oleh karena itu, jika benar-benar ingin mendalami meditasi,
pastikan kita dilatih oleh mereka yang benar-benar mahir dan berpengalaman
serta mampu memberi penjelasan untuk setiap keadaan. Atau ikuti langkah kedua:
meditasi ala Islam.

Dalam meditasi
Islam (meditasi dengan al Qur’an), perkara yang harus diperhatikan ialah
bagaimana mereka dapat menemukan makna dan tujuan hidup yang memberikan sense
of direction
, yang ujungnya mampu mengatasi berbagai masalah,serta
meningkatkan produktivitas dan kesehatan.

Lalu, seperti
apa meditasi dengan al Qur’an itu?

Ustadz Yusri
menjelaskan, Kitab ini tentu saja bukanlahsebuah buku sains ataupun buku
kedokteran. Al Qur’an menyebut dirinya sebagai “penyembuh penyakit”,
yang oleh kaum Muslim diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa
manusia pada kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.

Kesembuhan
menggunakan al Qur’an dapat dilakukan dengan membaca, berdekatan dengannya, dan
mendengarkannya. Allah swt menjelaskan:

Dan apabila
dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat. (QS. 7:204)

Salah satu
unsur yang dapat dikatakan dikatakan meditasi dalam al Qur’an adalah
autosugesti, dan hukum-hukum bacaan (tajwid, seperti waqof dan yang
lainnya).

Autosugesti
sebagai olah ketenangan, sedang waqof dan hukum bacaan lainnya adalah
olah pernafasan. Jarang seorang Muslim berpikir kenapa setiap kali selesai
tilawah (membaca al Qur’an), tahu-tahu jiwa dan raga menjadi lebih enak. Ya,
karena tajwid, waqof, memang diatur sesuai fitrah manusia. Maka, Maha
Suci Allah, itulah efek yang sesuai dengan sunnatullaah, bisa didapat tanpa
orang memahaminya, karena bersifat tindakan, melalui bacaan atau tindakan.
Bisakah kita melakukan meditasi seperti ini dengan aman, melalui bacaan atau
tindakan selain al Qur’an?

Masih ingat
Musailamah al Kadzab, sosok yang membuat syair tentang gajah dan katak, lalu
dinyatakannya sebagai penanding al Qur’an? Sampai sekarang jika kita
membacanya, bukan hanya lisan, hati pun akan tertawa. Itulah makna tantangan
dari Allah swt.

Bahkan
mereka mengatakan: “Muhammad Telah membuat-buat Al Quran itu”,
Katakanlah: “(Kalau demikian), Maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”.
(QS. 11:13)

Karena, al
Qur’an efeknya memang global dan sempurna, selain tata bahasa yang tanpa cela
(indah jika kita memahami bahasa Arab), juga efeknya subhanAllaah….

Indahnya
membaca al Qur’an, “surat cinta” dari Sang Maha pencipta, Allah!

Semoga
bermanfaat untuk diri penulis, dan juga ikhwah fillah yang mengambil kebaikan
darinya, Allaahumma aaamiin.